Makassar Half Marathon 2025 Diperkirakan Menghasilkan Rp21 Miliar Dari Perputaran Uang

Pemerintah Kota mengumumkan persiapan yang matang untuk ajang olahraga tahunan yang sangat dinanti, yakni Makassar Half Marathon (MHM) 2025. Dengan semangat tinggi, acara ini tidak hanya menjadi ajang lari bergengsi, tetapi juga diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian lokal.

Menariknya, Pemkot telah menganggarkan dana sebesar Rp2 miliar dengan proyeksi jumlah pelari mencapai 10.000. Angka ini diharapkan mampu mendorong perputaran ekonomi, terutama dari para peserta yang datang dari luar daerah.

Perkembangan Ekonomi yang Didorong oleh MHM Pada tahun sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga, tercatat peserta mencapai 7.000. Dengan target 10.000 peserta pada tahun ini, potensi perputaran uang diperkirakan mencapai Rp21 miliar. Hal ini mengacu pada rata-rata pengeluaran setiap peserta luar kota yang bisa mencapai Rp3 juta selama mereka berada di kota tersebut.

Andi Engka menekankan bahwa kegiatan ini harus memberi dampak langsung bagi masyarakat, tidak hanya dalam hal keseruan, tetapi juga dalam hal ekonomi. Sektor perhotelan, restoran, transportasi, dan pusat oleh-oleh adalah beberapa sektor yang akan merasakan dampaknya. Dengan lonjakan wisatawan, penghasilan para pelaku usaha lokal di seluruh sektor ini diharapkan akan meningkat secara signifikan.

Kompetisi Bergengsi dengan Kehadiran Atlet Nasional Tidak hanya membawa dampak ekonomi, MHM juga dikenal sebagai ajang yang diwarnai oleh kehadiran atlet nasional papan atas. Kompetisi ini menjadi semakin bergengsi dan menarik perhatian pelari profesional dari berbagai penjuru. Harapan yang disampaikan oleh para panitia adalah agar event ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang lari, tetapi juga dapat mengangkat nama daerah ke kancah nasional dan internasional.

MHM 2025 direncanakan berlangsung selama dua hari, yaitu pada 31 Mei dan 1 Juni di Anjungan Pantai Losari. Penyelenggaraan selama dua hari bertujuan untuk mengatur kenaikan jumlah peserta yang signifikan, dari 6.000-7.000 tahun lalu menjadi 10.000 peserta tahun ini. Penataan ini juga dilakukan untuk menjaga kenyamanan para peserta dan kapasitas area lomba, agar semua berlangsung dengan baik.

Aktivitas ini telah menarik perhatian pelari dari luar negeri, yang menunjukkan reputasi MHM yang semakin diakui. Ini bukan lagi sekadar lomba lokal; para pelari berkumpul dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dari negara seperti Malaysia, Kenya, Jepang, hingga Belanda. Kehadiran mereka semakin memperkuat posisi MHM sebagai ajang internasional dalam kalangan pelari.

Untuk memastikan pelaksanaan berlangsung profesional, panitia berencana menggunakan pistol gun time serta stopwatch printer, dengan dukungan dari asosiasi atletik nasional. Inovasi seperti ini bertujuan untuk menjamin akurasi waktu bagi para pelari elit dan calon juara sehingga memberikan pengalaman lomba yang optimal bagi semua peserta.

Dengan sekitar 75% peserta berasal dari Sulawesi Selatan, tetapi juga ada peningkatan partisipasi dari daerah lain, menunjukkan bahwa MHM telah menjadi rujukan bagi para pelari dari seluruh Indonesia. Ini adalah langkah maju dalam menciptakan event olahraga yang diakui secara luas.

Kepala panitia berharap event ini terus berkembang dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua yang terlibat, baik peserta maupun penonton. MHM bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga pelajaran tentang kerjasama dan semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.