IHSG Naik 0,52 Persen ke Level 6.908, Terpengaruh Sinyal The Fed

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja yang positif pada pembukaan perdana perdagangan, yang menandai pengurangan ketegangan geopolitik dan sinyal dovish dari otoritas keuangan. Peningkatan ini mencerminkan harapan market terhadap stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik di masa depan.

IHSG dibuka dengan lonjakan 0,58%, atau setara dengan 39,75 poin, mencapai level 6.908,92. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa sebanyak 221 saham mengalami kenaikan, sementara 41 saham mengalami penurunan, dengan 220 saham lainnya stagnan di level yang sama.

Nilai transaksi mencapai Rp214 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 265 juta saham berpindah tangan dalam 14.193 transaksi. Kapitalisasi pasar juga mengalami peningkatan, mendekati angka Rp12,134 triliun, memberikan tanda-tanda optimisme bagi para investor.

Penyebab Penguatan IHSG di Tengah Sentimen Positif Global Pendorong utama dari penguatan IHSG kali ini tidak bisa dilepaskan dari sentimen global yang positif. Pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran oleh Presiden AS, Donald Trump, mengurangi kekhawatiran pelaku pasar akan kemungkinan konflik yang lebih luas di Timur Tengah, sehingga meningkatkan minat investor.

Gejolak di pasar saham global, termasuk Wall Street dan bursa Eropa, juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, yang berkontribusi pada optimisme yang menyebar ke pasar domestik. Kenaikan ini menunjukkan respon positif pasar terhadap stabilitas geopolitik yang lebih baik.

Pernyataan dari Wakil Ketua The Fed, Michelle Bowman, juga menjadi faktor penting dalam mendorong kepercayaan investor. Dia mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga jika inflasi tetap dalam kendali, membuka peluang yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, khususnya bagi sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga.

IHSG Mengalami Rebound Pasca Penurunan Beruntun Sebelumnya, IHSG sempat mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut sebelum akhirnya berhasil rebound. Pada perdagangan Selasa, IHSG meningkat 1,21% atau 82 poin, menutup hari di level 6.869,17, memberikan harapan baru bagi investor yang sedang menghadapi masa sulit.

Volume perdagangan juga menunjukkan aktivitas yang tinggi, dengan total transaksi mencapai 20,83 miliar saham dan nilai transaksi senilai Rp11,94 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 453 saham menguat, 165 saham melemah, dan 181 saham tetap tidak berubah.

Penguatan IHSG ini menunjukkan adanya arus modal domestik yang kembali mengalir ke pasar, bahkan saat kondisi pasar global tidak sepenuhnya stabil. Pelaku pasar cenderung mengambil langkah proaktif untuk berinvestasi kembali di sektor-sektor yang sebelumnya tertekan, menciptakan peluang baru.

Investor Asing Terus Melakukan Penjualan Bersih yang Signifikan Meskipun IHSG menunjukkan performa yang positif, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih yang cukup besar. Total nilai jual bersih dari investor asing mencapai Rp928,88 miliar di seluruh pasar, menunjukkan adanya ketidakpastian yang masih membayangi mereka.

Di pasar reguler, nilai jual bersih mencapai Rp942,41 miliar, sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp13,53 miliar. Perkembangan ini mencerminkan ketidakpastian yang masih ada di pasar global, meski sektor domestik berusaha untuk rebound.

Berikut adalah daftar saham yang mengalami penjualan bersih tertinggi oleh investor asing dalam perdagangan terbaru: BBRI sebesar Rp365,34 miliar, TLKM Rp85,68 miliar, dan PGEO Rp84,39 miliar. Meskipun banyak saham mengalami penjualan bersih, pasar tampaknya masih bisa bertahan dengan dukungan pelaku pasar domestik.

BBRI – Rp365,34 miliar TLKM – Rp85,68 miliar PGEO – Rp84,39 miliar BBCA – Rp51,58 miliar PGAS – Rp47,86 miliar ITMG – Rp41,28 miliar GOTO – Rp37,65 miliar SSIA – Rp34,84 miliar UNVR – Rp29,39 miliar BRMS – Rp24,59 miliar Walaupun arus modal asing masih keluar, pelaku pasar domestik tampaknya memanfaatkan kesempatan rebound ini untuk berinvestasi kembali, terutama di sektor-sektor yang sebelumnya mengalami tekanan. Keberanian investor domestik menunjukkan kepercayaan yang menyeluruh terhadap potensi pertumbuhan pasar di masa mendatang.