Hari Ketiga Pencarian, Basarnas Belum Temukan 3 ABK KM Asia Mulia Tenggelam di Jeneponto

Tim SAR Gabungan telah memasuki hari ketiga dalam usaha pencarian tiga Anak Buah Kapal (ABK) KM Asia Mulia. Kapal ini dilaporkan tenggelam di perairan Bungeng, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, dan pencarian difokuskan pada lokasi tenggelamnya.

Proses pencarian yang dilakukan saat ini melibatkan beberapa instansi dan relawan. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya upaya untuk menemukan para korban yang hilang di perairan tersebut.

“Sekarang kami memperluas area pencarian di perairan Jeneponto, dengan mempertimbangkan arus dan angin yang mengarah ke barat,” ujar Danpos Basarnas Bantaeng, Hamka, kepada awak media.

Sebelumnya, kapal pengangkut hewan ini dilaporkan mengalami kecelakaan setelah diduga ditabrak kapal lain di perairan Kabupaten Bantaeng pada subuh hari Kamis, 19 Juni 2025. Lima ABK berhasil selamat sementara tiga kru lainnya masih dalam pencarian.

Melibatkan upaya dari berbagai pihak, pencarian ini mencakup sebuah unit kapal bantuan yang didatangkan oleh Basarnas Makassar. Berbagai unsur, termasuk TNI AL, BPBD, dan relawan, turut serta dalam upaya ini.

KM Asia Mulia diketahui melakukan perjalanan dari Alor pada 16 Juni 2025. Kapal tersebut direncanakan untuk sandar di Pelabuhan Bungeng, Jeneponto, namun mengalami kecelakaan yang tidak terduga.

Berikut adalah data korban yang berhasil selamat:

– Ebit, asal Kajuara, Bone

– Asrul, asal Kajuara, Bone

– Pance, asal Alor, NTT

– Supri, asal Alor, NTT

– Harun, asal Alor, NTT

Adapun korban yang masih dalam pencarian adalah:

– Supriadi (Kapten Kapal) asal Kajuara, Bone

– Asdar, asal Kajuara, Bone

– Aldi, asal Kajuara, Bone

Detail Mengenai Kapal dan Perjalanan yang Dilakukan KM Asia Mulia menjadi transportasi penting dalam rute pelayaran di wilayah itu, mengangkut barang dan hewan ternak. Kapal ini memiliki kapasitas yang cukup besar untuk kebutuhan perdagangan lokal, dan perjalanan dari Alor ke Jeneponto merupakan salah satu rute yang sering dilalui.

Sejak diluncurkan, KM Asia Mulia telah menjadi simbol ketahanan ekonomi bagi penduduk setempat. Namun, insiden tenggelamnya kapal ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan pelayaran di perairan Indonesia yang rawan.

Pihak berwenang juga akan menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk memastikan keselamatan selama pelayaran. Hal ini penting untuk menjaga agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Penjagaan keselamatan laut melibatkan pemeriksaan peralatan dan kelayakan kapal secara rutin. Kesiapan awak kapal juga salah satu aspek yang mendapat perhatian tambahan di tengah insiden ini.

Berdasarkan informasi dari pihak yang berwenang, laporan awal mengenai kejadian ini menyebutkan bahwa tidak ada tanda-tanda sebelumnya yang menunjukkan adanya masalah pada KM Asia Mulia. Kejadian mendadak ini menghentak semua pihak yang terlibat.

Peran Masyarakat dalam Upaya Pencarian Korban Partisipasi masyarakat dalam pencarian para korban sangatlah signifikan. Relawan setempat turun langsung untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dalam perairan yang kerap berbahaya ini.

Tindakan cepat masyarakat mengindikasikan solidaritas mereka terhadap tragedi yang menimpa sesama. Ini menjadi momen yang mengedukasi akan pentingnya kolaborasi antara instansi pemerintah dan warga lokal.

Inisiatif pencarian yang melibatkan komunitas setempat membuktikan bahwa masyarakat bukanlah penonton pasif. Keterlibatan aktif mereka menciptakan suasana yang mendukung upaya pencarian dari semua pihak yang terlibat.

Berbagai jenis bantuan yang diberikan masyarakat, mulai dari logistik hingga tenaga, mencerminkan kebersamaan dalam menghadapi musibah. Ini adalah contoh baik dari kerja sama antara pemerintah dan warga dalam situasi darurat.

Diharapkan semangat ini terus terjaga, bahkan setelah krisis berlalu. Keterampilan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat dapat diperkuat untuk menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.

Strategi Basarnas dan Instansi Terkait dalam Penanganan Pencarian Basarnas telah mengkoordinasikan berbagai kegiatan pencarian dengan membagi area menjadi sektor-sektor. Dengan pendekatan ini, diharapkan pencarian dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Koordinasi antarinstansi menjadi krusial dalam situasi seperti ini. Basarnas bekerja sama dengan TNI AL, BPBD, dan syahbandar setempat untuk menyatukan upaya dan sumber daya.

Pencarian dilakukan dengan memanfaatkan teknologi modern dan peralatan penunjang yang mendukung kecepatan dan akurasi. Ini termasuk penggunaan kapal patrol yang dilengkapi pemindaian sonar untuk mencari tanda-tanda keberadaan kapal yang tenggelam.

Kendati cuaca dan kondisi perairan menjadi tantangan, ketahanan dan komitmen Tim SAR menunjukkan dedikasi mereka. Keberanian tim menghadapi tantangan tersebut patut diacungi jempol.

Melihat setiap upaya yang dilakukan, harapan untuk menemukan korban semakin besar. Dengan semua pihak saling mendukung, pencarian bisa dilakukan secara intensif.